Sekolah Dasar Negeri Ciateul 5 Bandung, itulah SD saya yang letaknya tidak jauh dari rumah. Hanya beda RT, dan tidak perlu menyeberang jalan raya, jadi tidak perlu untuk diantar jemput. Saya pergi ke sekolah dengan berjalan kaki. Diberi bekal Rp. 5,- mungkin kini tahun 2009 ini setara dengan uang Rp. 1000,-

SD saya ini luas. Punya lapangan Volley juga Gedung Olah Raga Bulutangkis. Jadi sejak SD kami sudah diajari Volley dan Bulutangkis. Kayaknya ditahun ini sulit untuk menemukan SD yang punya Gedung Olah Raga Bulutangkis. Padahal anak-anak itu paling seneng main ini, dan tidak tahu kalo permainan ini melatih reflek gerak motoriknya. So buat SD yang punya Gedung Olah Raga bulutangkis, semoga bisa melahirkan cikal bakal sang juara.

Guru Olahraga saya waktu itu ialah Bapak Rachman Nugraha. Dialah yang meminta saya dan teman-teman untuk dating ke sekolah jam 5 pagi. Kemudian disuruhnya kami lari-lari dan latihan fisik lainnya sehingga tubuh kami berisi bertenaga.

Kamipun banyak diikutsertakan dalam lomba diluar kedua cabang olahraga diatas. Seperti : Lomba Gerak Jalan dan Lomba lari. Sehingga untuk kedua event tersebut kami banyak memperoleh penghargaan. Saya sendiripun pernah mendapat Medali Emas juara 1 lomba lari 100 meter untuk tingkat SD tentunya. Namun saat saya diandalkan diikut sertakan Lomba Lari Marathon Lintas Bukit. Saya kalah. Nampak kekecewaan diraut muka Pak Rachman. Saya hanya bisa diam pasrah

Untuk gerak jalan sendiri, setiap event mendapat Badge, dan badge itu kami jahit di kostum kami masing-masing. Menjadikan baju depan kostum kami penuh dengan badge, dan itulah yang membanggakan, bagai prajurit yang memamerkan bintang jasanya.

Selain olahraga, ternyata Bapak Rachman ini pintar seni. Kami diajarinya Main Calung (salah satu musik khas jawa barat) dan Tari Kabaret (salah satu kebudayaan luar). Sehingga kami sering tampil di acara-acara sekolah maupun diluar sekolah seperti hajatan misalnya.

Diluar seni dan olahraga, kamipun dididik bidang Keagamaan. Maklum Bapak Rachman ini lulusan IAIN Bandung. Kami diberi sebuah buku dimana ada kolom-kolom jadwal Sholay yang harus ditandatangani orang tua setelah selesai melaksanakan Sholat. Kami nurut karena itu akan mempengaruhi nilai kami.

Bapak Rachman sendiri bukanlah seorang guru tetap di SD kami. Dia hanyalah seorang Guru Honorer. Dan waktu itupun dia belum menikah dan saya yakin waktu itupun dia belum punya pacar – maaf pak kalo salah – soalnya setiap malam minggu atau hari libur, Pak Rahman selalu bersama kami.

Setelah lulus SD, saya tidak pernah lagi ketemu Pak Rachman. Maaf, bukan saya melupakan Bapak sebaliknya justru senantiasa saya ingat. Dan disinilah kesempatan saya, diBlog sederhana ini, saya curahkan kerinduan saya. Wassalam…………….
jackson
UIH KAPAYUN
UIH KA EDUCATION
ningal sAkOlA dAsAr nEgEri ciAtEul bAndUng