Selasa, 23 Juni 2009.

kumpburung
Kubeli burung Merba dari kawan anakku seharga Rp. 15.000,- dilebihin lima ribu dari harga belinya itung-itung ongkos ngebeliin.

Sebetulnya sih ditempat jualan burung itu nggak ada lagi burung merba yang ada hanyalah tinggal burung JogJog sebutan di Bandung. Sedang saya ingin sekali burung Merba. Kenapa…? Saat saya dengar suaranya dalam hati saya ini termasuk burung pintar bisa dikategorikan burung ocehan. Itulah awal saya tertarik untuk pelihara burung ini karena saya sudah tidak ada lagi burung peliharaan.

Saya bisa dengar suara burung Merba punya temen anak saya ini karena disimpannya dirumah, maklum banyak sangkar kosong, dan anak –anak itu memanfaatkan keadaan. Namun setelah pake sangkarpun gak juga dibawanya kerumahnya. Sadar kali kalo sangkarnya itu punya orang lain.

Setelah burung itu dibeli. Segera saya beli pakannya. Dan ternyata di Toboali Bangka ini hobi lebih mahal dari Bandung. Pakan burung yang biasa saya beli lima ribu disini naik seratus persennya menjadi sepuluh ribu. Begitupula dengan burung dan juga sangkarnya harganya berlipat, sungguh bisnis yang menjanjikan.

Akhirnya hobi saya akan burung masih terlestari walaupun saya ada dikota Bangka dan walaupun pelihara burung yang murah,. Tak jadi soal itu mulanya, kalo ada duit pasti ngikutin. Seperti saya ingin pelihara Murai dan Kacer. Dua jenis burung ini disini banyak, Cuma itu tadi harganya melambung. Padahal burung itu disini nangkap langsung di hutan yang seharusnya lebih murah dibanding di Bandung yang mana burung-burungnya didatangkan. Tapi itulah kenyataan. Hobi burung dikota terpencil jauh lebih mahal dibanding kota besar. Namun kalo sudah hobi nilai biasanya diabaikan yang penting hati terpuaskan. Akur……………