Seperti halnya anak pertama. Istriku selalu ingin cuti melahirkan Full 3 bulan. Dipagi ini hari Senin, istriku sudah merasakan sakit, walaupun sudah siap berangkat kerja, tapi diurungkan. Dengan mengendarai Sepeda motor, kami menuju rumah bidan didaerah Sekelimus, tak jauh dari rumah tempat tinggal kami di GBA.
aldi ngacung
Sesampai disana, istriku diperiksa. Namun kami terkejut karena rumah bersalin ini tak sanggup menangani istriku, dikarenakan tensi darahnya tinggi, dan kami dirujuk kerumah sakit Al-Islam. Segera kami menuju kesana yang jaraknya memang sedikit jauh.al islam

Segera kami menuju ruang gawat darurat. Disana kami langsung ditangani. Kemudian staf rumah sakit menilpun dokter, kamipun menunggu.

20 menit kemudian, bidan meminta kami masuk keruang bersalin. Dia bilang, dia yang akan menangani karena dokter masih sibuk. Selain itu diapun sudah mempersiapkan peralatan termasuk baby vacuum. Saya sih setuju banget. Ngapain mesti nunggu dokter. Toh peralatan komplit dan saya yakin juga sama bidan.

Disini istri saya tidak konsentrasi. Dia benar-benar takut. Ntah apa yang ditakutinya. Kakinya tak mau direnggangkan dan tidak mau mengangkang. Akhirnya, saya, bidan, dan beberapa perawat memaksa istri saya melakukannya, karena istri saya berontak terus dan menjerit-jerit histeris.

Kami semua kewalahan menghadapi istri saya yang kelabakan. Saya berusaha menenangkan istri saya. Memberi semangat. Dan kali ini saya tidak takut seperti kelahiran anak pertama. Kini malah saya melihat  kepala anak saya menyembul, bagai berontak hendak keluar. “Ayo mah, tarik nafas. Hentakan lagi Kepalanya sudah kelihatan , hampir keluar,” Ucapku memberi semangat.

Rupanya sang bidan punya reflex yang bagus. Disaat kepala anak saya itu menyembul, dia langsung menariknya cepat. Bayiku tak menangis, Ditepuk-tepuknya, Dan terdengarlah oaa…..oaaaa….

Alhamdulillah, kembali aku bersyukur, istri dan anakku selamat.

Namun otot kaki istriku kaku, kejang, sakit. Dia gak bisa berjalan. Mungkin akibat dari pemberontakannya. Ntah apa yang ditakuti istriku, Ntah apa yang dipikirkan olehnya.

aldi

Setiap hari kini saya memberi dorongan kepada istri saya untuk melatih kakinya, minimal menggerak-gerakannya agar menjadi lentur dan tidak kaku, Sakit sedikit, tahan, daripada hal yang tidak diinginkan nanti terjadi.

Alhamdulillah menginjak minggu kedua istriku sudah nulai bisa berjalan. Jelas saya bahagia, Artinya sesuatu yang tidak diinginkan tidak terjadi, yaitu kelumpuhan. Akhirnya, hari-hari diisi dengan kebahagiaan.

UIH KAPAYUN