Sepulang dari tempat kerja, Istri saya mengabari kalo dikoran ada lowongan Kepala Kendaraan untuk perusahaan Rental Mobil. Maka segera saya meminjam koran tetangga di GBA untuk memastikan.

Karena Saya merasa cocok dengan posisi ini, tentu kesempatam ini tidak saya sia-siakan. Membuat surat lamaran dan besoknya langsung diantar ke tempat tujuan. Lokasinya di jalan Jakarta, Antapani. Dan seperti surat Lamaran ke perusahaan lain. Surat lamaram itu diterima begitu saja. Alias seadanya – tidak istimewa – dan tunggu panggilan via telepon.

Nasib baik – beberapa hari kemudian – saya dipanggil untuk wawancara. Dan biasa ujung-ujungnya ditanya gaji, Tentu ini membuat saya bingung, karena sebelumnya saya bekerja untuk diri sendiri ( alias jadi Bos gitu lho ), namun pemilik 9 rent tetap ingin saya mencantumkan gaji yang diinginkan. Akhirnya saya cantumkan rp. 1.200.000,- yang langsung ditanggapi oleh pemilik 9 rent, bahwa ukuran standar gaji Kepala Kendaraan disini adalah rp. 800.000,- dan bila saya menerima gaji sebesar itu maka saya akan diterima, bila tidak maka akan memanggil pelamar yang lain, he said.

Merenung sejenak – tak mau melepaskan kesempatan begitu saja – sayapun akhirnya setuju. Dengan permintaan lain yaitu saya minta Inventarisasi kendaraan roda dua karena saya punya satu dan itu dipakai oleh Istri ketempat kerja. Si pemilikpun mengabulkan – Alhamdulillah ! – Dengan satu syarat Izajah asli SMA ditahan.

Setelah ngobrol ngaler ngidul / kesana kemari, diantaranya si Pemilik bertanya tentang kegagalan usaha rental yang saya miliki – Karen Rent Car – maka akhirnya dia menyuruh salah satu staffnya alias saudaranya juga untuk melakukan survey kerumah saya. Of course I do not objection. Kami berdua berboncengan kerumah saya.

Dirumah – saudara si Bos ini tidak begitu banyak bertanya atau melakukan interogasi seperti yang saya duga – malah yang saya lihat dia tampak begitu capek. Kusuguhkan kopi dan bersantai sambil merokok.

Setelah merasa culup istirahat, maka kami berduapun kembali kekantor. Saya sendiri mau menyerahkan iZajah SMA saya, dimana nantinya saya bisa memakai motor perusahaan.

Akhirnya saya pulang dengan memakai motor Inventaris perusahaan, jadi pulang pergi tidak perlu sibuk mengantar jemput Istri. Karena istri saya pake motor sendiri. Paling saya pergi bareng anak saya. Mengantar anak saya ke sekolah SD Puteraco terlebih dulu, baru menuju kantor.

Sedangkan untuk pulang sekolahnya saya minta tetangga – Pak Diki – yang juga sebagai Security diperumahan Kami untuk menjemput anak saya di sekolahnya setiap jam sebelas siang. Dan biaya ini lebih murah dibanding dengan ongkos mobil jemputan.

Rencana tersusun. Pelaksanaan oke. Kerjapun tiada terganggu. Fokus mencari nafkah.
The year of 2007